5 (Lima) Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama RI menurut Menteri Agama RI Bapak Lukman Hakim Saifuddin.
INTEGRITAS
PROFESIONALITAS
INOVASI
TANGGUNGJAWAB
KETELADANAN
Lahir untuk menjawab :
Keinginannya yang ingin mengembalikan citra dan kepercayaan baik Kementerian Agama dimata publik dengan dibuktikan dengan kinerja yang baik. Maka upaya pelayanan kepada publik berbasis akuntabilitas dan transparansi harus didukung oleh pelayanan yag ikhlas dari seluruh pegawainya.
1. INTEGRITAS
Integritas dimaknai sebuah konsep yang menunjukkan konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang.
Jadi siapapun kita, kata Pak Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin baik Menteri, Eselon I, II dst, siapapun dia yang ada di Kementerian Agama harus selalu tertanam pada dirinya nilai untuk supaya tetap senantiasa menjaga integritas
Seperti :
- Memiliki karakter jujur, hati yang tulus, tidak munafik.
- Tidak menyimpan kesalahan atau menciptakan komplik ditempat kerja.
- Pandai menjaga lidah dalam pergaulan ditempat kerja.
- Berani mengakui kesalahan dan bertanggungjawab terhadap komitmen yang telah dibuat kapan dan dimanapun berada.
- Menjunjung tinggi Kode Etik pegawai dan menjadikannya patron dalam bersikap maupun bertindak
2. PROFESIONALITAS
Mencerminkan kompetensi dan keahlian. Pegawai yang profesional harus dapat mengemban amanah dengan baik guna memperoleh proses dan hasil yang optimal.
“ Berarti menguasai bidang tugas dan tanggungjawab dimana kita dituntut menguasai betul bidang kerja kita itu artinya profesional dibidangnya. Kita ingin tumbuhkan profesionalitas ada dalam setiap diri kita sebagai nilai melekat pada diri kita.
Seperti :
- Membangun kompetensi yang sehat untuk memacu prestasi kerja
- Menunjukkan dedikasi yang tinggi bagi peningkatan mutu atau kualitas pembelajaran siswa.
- Bekerja berdasarkan standar yang diberlakukan , misalnya guru mampu menyusun dokumen pembelajaran seperti RPP, Lembar kerja siswa secara mandiri tidak mengcopy milik orang lain, mengoptimalkan keterampilan mengajar guna mencapai tuntutan materi pelajaran
3. INOVASI
Menemukan hal-hal baru yang bermamfaat bagi masyarakat.
“ Bahwa aparatur Birokrasi bukanlah mesin, Kita bukan mesin karenanya dituntut untuk berinovasi tidak lagi terjebak terhadap rutinitas kita bukan menjalankan rutinitas yang terbelenggu dan terjebak pada rutinitas sehingga kita tidak ada bedanya dengan mesin dari hari kehari melakukan yang sama tanpa mengetahui mana yang kita lakukan . Kita harus berinovasi untuk melahirkan kreasi inovasi baru dibidang masing-masing tentu sesuatu yang baru membawa mamfaat yang banyak sesuai dengan konteks situasi kondisi
Seperti :
- Terbuka dengan ide maupun cara baru dalam bekerja.
- Menumbuh kembangkan keyakinan, kerja keras dan pokus yang tajam pada hasil akhir untuk tetap bertahan pada visi organisasi dalam menghadapi hambatan dan rintangan yang terjadi.
- Berani “ Berpikir diluar kotak”.
- Jangan menghukum diri sendiri untuk kegagalan, sebaliknya terimalah kegagalan, ambil pengetahuan yang baru didapat dan olahlah kembali untuk mencari solusi terbaik.
4. TANGGUNGJAWAB
Tanggungjawab kesadaran setiap pegawai untuk memenuhi hal-hal yang berhubungan dengan kewajiban yang mesti dilaksanakan, ujud tangggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan
Aparatur Kementerian Agama harus mempunyai kesadaran yang tinggi bahwa kiprah mereka di Kementerian Agama itu harus dipertanggungjawabkan, inilah cara kita untuk selalu membentengi diri kita untuk selalu on the track dalam mengemban kepercayaan dan menjalankan tugas dan pungsi masing-masing.
Tugas kita kedepan bagaimana supaya bisa membangun Kemenag lebih baik, kita perlu menyadari adanya tanggung jawab kita terhadap kita, Masyarakat, atasan kita tetapi yakinlah tanggungjawab itu akan diminta yang diatas, semua agama menyakini adanya tanggungjawab kepada sang pencipta kita.
Seperti :
- Optimalisasi capaian tugas pokok dan pungsi dari setiap penyelenggara unit atau bidang yang bernaung dikantor Kementerian Agama.
- Peningkatan pencapaian tupoksi yang berbasis pada produktivitas, akuntabilitas, transparan, dan sustainable sehingga kinerja yang optimal dapat dicapai secara periodik dan terukur capaiannya dari waktu ke waktu.
- Penyelenggaraan administrasi yang cepat, tepat setiap unit kerja dan setiap pribadi pegawai yang menanggungjawapi pekerjaan dengan tetap beriorentasi pada pelayan prima melalui rubahan tata kelola dari setiap penyelenggara administrasi dilevel dan satuan yang ada dilingkungan Kantor Kementerian Agama.
5. KETELADANAN
Mengajak kita menyadari bahwa sebagai aparatur Kementerian Agama kita harus teladan dilingkungan masing-masing karena kita berada dilembaga Kementerian Agama sebuah insitusi yang ada kata agama. Persepsi publik langsung maupun tidak langsung bahwa kita adalah yang mengerti agama menuntut bekerja di Kementerian Agama memberi persepsi tersendiri bahwa aparatnya adalah orang yang mengerti agama
Paham akan nilai-nilai agama implementasinya jika akan melakukan kesalahan maka kekecewaan publik akan berlipat dibandingkan orang yang dipersepsikan tidak mengerti agama kepercayaan nilai keteladan sangat penting ditanamkan pada diri kita.
Seperti :
- Mengedepankan sikap kerja keras, ulet dan pantang menyerah dalam bekerja.
- Mewujudkan hasil kerja yang optimal disetiap kesempatan.
- Menjadikan pekerjaan yang dilakukan sebagai ibadah.
- Mengedepankan keikhlasan.
0 komentar:
Posting Komentar