Ikhlas berasal dari bahasa Arab yang asal katanya khalasa
yakhlusu khuluus, yang berarti bersih, jadi apabila ada yang mengatakan
khalas artinya sudah clear atau sudah beres. Sedangkan berkaitan dengan akhlak
, ikhlas berarti takhlisul qalbi min aghradin siwaLLah, yaitu meniadakan
dan membersihkan hati dari tujuan yang selain dari Allah.
Karena itu dalam hadits disebutkan al ikhlas muhhul
ibadah, bahwa ikhlas adalah otak, prosesor atau spirit dan kekuatan utama dalam
ibadah. Fungsi ikhlas sebagai otak ini
adalah karena amal ibadah yang memang merupakan tujuan utama Allah menciptakan
manusia di bumi ini tidak akan bisa kita dapatkan spiritnya dan dampak baiknya termasuk
konsekwensi adanya pahala secara maksimal jika kita tidak menyertainya dengan
ikhlas.
Orang yang menjalankan shalat, tapi karena dia ingin dipuji
oleh orang lain, maka dia tidak akan mendapatkan balasan yang setimpal dari
Allah kecuali dia hanya akan mendapatkan pujian dari orang itu. Orang yang bersedekah
agar dia dikatakan sebagai dermawan, hanya akan mendapat pujian tanpa pahala. Pada
saat tidak ada yang memujinya saat bersedekah, maka dia akan kehilangan spirit
untuk bershadaqah lagi. Begitu juga
seorang suami, ketika dia bekerja tujuan adalah untuk Allah SWT yang
memerintahkan merawat dan menyenangkan
anak, isterinya sebagai tanggung jawab dia sebagai seorang pemimpin, maka dia
tidak akan mendapatkan sekedar uang saja
tapi dia juga mendapatkan pahala yang berlipat.
Begitu pula seorang ibu rumah tangga yang menjalankan
aktifitas sebagai ibu rumah tangga, melayani suami dan mendidik anak-anaknya
itu akan semua akan mendapatkan balasan yang setimpal dihadapan Allah disamping
pujian dan cinta kasih dari suami dan anak-anaknya tapi dengan satu syarat dia melakukan itu tujuannya apa yang
dilakukannya hanya karena Allah agar
suaminya senang dan anak-anaknya terdidik dengan baik dan semua keluarga
menjadi bahagia. Itulah yang disebut ikhlas. ikhlas ini tempatnya ada didalam hati dan
tidak bisa dikatakan tapi hanya bisa dirasa dari perbuatan yang dia lakkukan. Karena
itu apa bila kita ingin ikhlas, kita butuh riyadloh atau latihan dan mujahadah
atau kesungguh-sungguhan hati dalam menjalankan segala hal.
Bagaimana bisa ikhlas?
Berdasarkan hadits innamal a’malu binniyat wainnama
likullim riin manawa mengindikasikan adanya rumus yang bisa kita lakukan agar bisa ikhlas .
Pertama niat itu tempatnya dalam hati, ikhlas tempatnya juga
didalam hati, karena itu biar kita ikhlas maka fungsikanlah hati dalam setiap
perilaku dan amal perbuatan yang kita
lakukan. Contoh, kalau mau shalat, fungsikan hati, ya Allah saya mau shalat
untuk Engkau ya Allah. Ya Allah saya mau berderma demi Engkau untuk menolong
fakir miskin , maka ini kalau kita fungsikan hati kita kita akan menjadi orang
ikhlas dan mendapatkan manfaat dari ikhlas itu sendiri, lha kalau yang kita
fungsikan nafsu, ya nda akan dapat, kalau mau shalat hanya ingin dipuji mertua,
atau berderma demi pujian sesama kita akan kehilangan ke ikhlasan.
Kedua klita harus bisa menanamkan Allah didalam hati. Seperti
dalam surat al Ikhlas kita tidak menemukan kalimat ikhlas dalam ayatnya, yang
ada hanya Allah dan perintah meng Esakan Allah. Bila seseorang mampu menanamkan
Allah didalam hatinya, hanya ridlo Allah yang diburu dari setiap langkahnya,
maka dia disebut mukhlisin, orang yang ikhlas.
Bila seseorang mampu memperlakukan isteri dengan baik hanya
karena Allah, memperlakukan suami hanya karena Allah, merawat Anak hanya karena
Allah bukan karena kebanggaan sesaat, dan lain sebagainya maka dia telah
berhasil menempa diri menjadi seorang ikhlas. Membangun keluarga bahagia dengan
keIkhlasan.
0 komentar:
Posting Komentar